PENGALAMATAN JARINGAN IP HIRAKIKAL
Jaringan datar adalah jaringan sama level antar device yang terhubung sebuah jaringan komputer. artinya semua device dalam jaringan tersebut hanya berinteraksi dalam satu level. misalkan jaringan peer2peer
Jaringan hirarkikal adalah jaringan bertingkat yang merupakan jaringan terkoneksi dengan level-level lain yang memiliki fungsi dan layanan berbeda. contoh jaringan hirarkikal adalah internet, dimana antara user di level akses berinteraksi juga dengan level distribusi diatasnya (ISP) dan level core (inti) diatasnya juga.
Keuntungan Jaringan Hierarki :
Jaringan hirarkikal adalah jaringan bertingkat yang merupakan jaringan terkoneksi dengan level-level lain yang memiliki fungsi dan layanan berbeda. contoh jaringan hirarkikal adalah internet, dimana antara user di level akses berinteraksi juga dengan level distribusi diatasnya (ISP) dan level core (inti) diatasnya juga.
Keuntungan Jaringan Hierarki :
Scalability : jaringan hierarki dapat diperluas/dikembangkan secara lebih mudah
Redundancy : menjamin ketersediaan jalur pada level core dan distribution
Performance : performa switch pada layer core dan distribution leih handal (link aggregation)
Security : port keamanan pada level access dan aturan pada level distribution membuat jaringan lebih aman
Manageability : konsistensi antar switch pada tiap level membuat manajemen menjadi lebih mudah
Maintainability : modularitas desain hirarki mengijinkan jaringan dibagi-bagi tanpa menambah kerumitan
Skema pengalamatan pada Dua jaringan tersebut pada dasarnya sama, perbedaannya adalah pada jaringan datar tidak ada alamat ip yang mewakili untuk menuju atau menerima data informasi, sedangkan pada jaringan Hirarkikal akses ke level yang lebih tinggi akan di wakili oleh sebuah alamat ip yang terhubung langsung dengan jaringan pada level diatasnya.
untuk ip yang digunakan masih fleksible tergantung administrator jaringan, kelas A Kelas B dan Kelas C maupun Kelas D atau E semua dapat di terapkan sesuai kebutuhan dari jaringan itu sendiri. (Rahimin, 2015)
Skema pengalamatan pada Dua jaringan tersebut pada dasarnya sama, perbedaannya adalah pada jaringan datar tidak ada alamat ip yang mewakili untuk menuju atau menerima data informasi, sedangkan pada jaringan Hirarkikal akses ke level yang lebih tinggi akan di wakili oleh sebuah alamat ip yang terhubung langsung dengan jaringan pada level diatasnya.
untuk ip yang digunakan masih fleksible tergantung administrator jaringan, kelas A Kelas B dan Kelas C maupun Kelas D atau E semua dapat di terapkan sesuai kebutuhan dari jaringan itu sendiri. (Rahimin, 2015)
SKEMA HIERARKI PENGALAMATAN IP
Alamat IP terdiri atas 3 bit informasi yang terbagi 4 bagian dikenal sebagai octet atau byte, dimana masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit) yang dapat digambarkan pengalamatan IP dengan metode Dotted-decimal, Biner dan Heksadesimal. Dengan metode Heksadesimal tidak digunakan sesering dotted-decimal atau biner ketika membicarakan pengalamatan IP, tetapi dengan menggunakan Windows Registry yang bagus untuk program yang menyimpan alamat IP mesin dalam bentuk hexa (heksadesimal) dalam beberapa program.
Skema pengalamatan IP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengalamatan 32-bit (terstruktur/hierarki) dan pengalamatan flat (datar/non-hierarki). Walaupun kedua jenis skema pengalamatan bisa digunakan, namun pengalamatan hierarki dipilih dengan alasan yang baik. Keuntungan dari skema pengalamatan hierarki yaitu kemampuannya yang bisa menangani pengalamatan yang besar. Sedangkan kekurangan dari skema pengalamatan flat dan alasan kenapa pengalamatan IP tidak menggunakannya yaitu masalah routing yang tidak efisien dan hanya sebagian kecil alamat yang digunakan dalam pengalamatan IP. Solusi untuk masalah tersebut yaitu menggunakan dua atau tiga tingkatan yang bisa dibandingkan dengan nomer telepon, skema pengalamatan hierarki yang terstruktur oleh network (jaringan) dan host atau network, subnet dan host yang digunaan untuk menunjukkan alamat jaringan (network).
Subnetting dalam struktur jaringan
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Pengertian Subnet
Subnet - Sebagian jaringan yang berbagi alamat subnet tertentu.
Subnet mask - Kombinasi 32 bit yang digunakan untuk menggambarkan bagian mana dari sebuah alamat yang mengacu pada subnet dan bagian mana yang merujuk ke host.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
2. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3.Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Representasi Subnet Mask
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
• Notasi Desimal Bertitik
• Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
• Notasi Desimal Bertitik
• Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Notasi panjang Prefix jaringan
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519.
VLSM (VARIABLE LENGHT SUBNET MASK)
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang didefinisikan di dalam RFC 1519.
VLSM (VARIABLE LENGHT SUBNET MASK)
VLSM adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, tidak seperti ukuran Subnetting. Untuk menyederhanakan VLSM adalah dengan memecah alamat IP ke subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada jaringan. Hal ini juga dapat disebut IP tanpa kelas pengalamatan. Sebuah classful menangani mengikuti aturan umum yang telah terbukti berjumlah pemborosan alamat IP.
Sebelum Anda dapat memahami VLSM, Anda harus sangat akrab dengan alamat IP struktur.
Cara terbaik Anda dapat mempelajari bagaimana subnet subnet (VLSM) adalah dengan contoh. Mari kita bekerja dengan diagram di bawah ini:
Sebelum Anda dapat memahami VLSM, Anda harus sangat akrab dengan alamat IP struktur.
Cara terbaik Anda dapat mempelajari bagaimana subnet subnet (VLSM) adalah dengan contoh. Mari kita bekerja dengan diagram di bawah ini:
Hal pertama yang harus diwaspadai adalah jumlah subnet dan jumlah host. Dalam hal ini, sebuah ISP dialokasikan 192.168.1.0/24. Kelas C
HQ = 50 host yang
RO1 = 30 host
RO2 = 10 host
2 WAN link
Kami akan mencoba dan subnet 192.168.1.0 / 24 untuk kesungguhan ini jaringan yang memungkinkan sejumlah total 254 host saya sarankan Anda mendapatkan akrab dengan tabel di bawah ini.
Disini meminjam 2 bit dengan nilai 64. Ini adalah yang paling dekat kita bisa mendapatkan untuk 50 host.
HQ - alamat 192.168.1.0 / 26 Jaringan
HQ = 192.168.1.1 Gateway alamat
192.168.1.2 alamat, bermanfaat Pertama
192.168.1.62 - alamat dapat digunakan terakhir. Jumlah total ruang alamat -192.168.1.2 untuk 192.168.1.62
192.168.1.63 akan menjadi alamat broadcast (ingat untuk cadangan alamat pertama dan terakhir untuk Jaringan dan Broadcast)
HQ Jaringan Topeng 255.255.255.192 - kami mendapat 192 dengan menambahkan nilai bit dari kiri ke nilai yang kami pinjam = 128 +64 = 192
Alamat HQ akan terlihat seperti ini 192.168.1.0 / 26
RO1 = 30 host
Kami meminjam 3 bit dengan nilai 32; ini lagi adalah yang paling dekat kita bisa mendapatkan jumlah host yang diperlukan.
RO1 alamat akan mulai dari 192.168.1.64 - alamat Jaringan
Sekarang kita menambahkan 32 ke 64 kami pinjam sebelumnya = 32 +64 = 96
RO1 = 192.168.1.65 Gateway alamat
192.168.1.66 - alamat IP Pertama digunakan
192.168.1.94 - alamat IP terakhir yang dapat digunakan
192.168.1.95 Broadcast address - address space total - 192.168.1.66 -192.168.1. 94
Jaringan Masker 255.255.255.224 Yaitu 128 +64 +32 = 224 atau 192.168.1.64/27
RO2 = 192.168.1.96 Jaringan alamat
Kami meminjam 4 bit dengan nilai 16. Itu yang paling dekat kita bisa pergi.
96 +16 = 112
Jadi, 192.168.1.97 Gateway-alamat
192.168.1.98 - alamat dapat digunakan Pertama
192.168.1.110 - alamat dapat digunakan terakhir
192.168.1.111 siaran
Tuan Jumlah total ruang alamat - 192.168.1.98 192.168.1.110 untuk
Jaringan Masker 255.255.255. 240 atau 192.168.1.96 / 28
WAN link = kita meminjam 6 bit dengan nilai 4
= 112 + 4 = 116
WAN link dari HQ untuk RO1 alamat jaringan akan menjadi 192.168.1.112 / 30:
HQ se0 / 0 = 192.168.1.113
RO1 se0 / 0 = 192.168.1.114
Masker untuk kedua link = 255.255.255 252 (kami punya 252 dengan menambahkan nilai bit kita meminjam yaitu.
124 +64 +32 +16 + 8 +4 = 252
WAN link 2 = 112 +4 = 116
WAN Link dari HQ untuk RO2 alamat Jaringan = 192.168.1.116 / 30
HQ = 192.168.1.117 subnet mask 255.255.255.252
RO2 = 192.168.1.118 Subnet mask 255.255.255.252
Subnet Prefix / CIDR
|
Subnet mask
|
Usable IP address/hosts
|
Usable IP addresses + Network and Broadcast address
|
/26
|
255.255.255.192
|
62
|
64
|
/27
|
255.255.255.224
|
30
|
32
|
/28
|
255.255.255.240
|
14
|
16
|
/29
|
255.255.255.248
|
6
|
8
|
/30
|
255.255.255.252
|
2
|
4
|
Pengalamtan VLSM
a. Kasus pertama
Misalnya akan membangun sebuah jaringan internet dalam sebuah perusahaan besar. Dengan ketentuan host yang dibutuhkan antara lain :
1) Ruang utama 1000 host
2) Ruang kedua 500 host
3) Ruang ketiga 100 host
4) Ruang server 2 host
Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16
Dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet. Karena yang dibutuhkan 1000 host, maka cari hasil pemangkatan. Dari tabel didapat 2^10 = 1024 dan subnetmask 255.255.252.0
Untuk mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.252.0 -
0 . 0 . 3 . 255
Untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan IP network
172. 16. 0. 0
0 . 0 . 3 . 255 +
172. 16. 3. 255
Network : 172.16.0.0 /22
IP pertama : 172.16.0.1
IP terakhir : 172.16.3.254
IP broadcast : 172.16.3.255
Subnetmask : 255.255.252.0
2) Ruang kedua 500 host
Dari tabel, yang menghasilkan 500 host > adalah 2^9 = 512 dan subnetmask 255.255.254.0
Untuk mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.254. 0 -
0 . 0 . 1 . 255
Untuk IP broadcastnya :
172. 16. 4. 0
0 . 0 . 1. 255 +
172. 16. 5. 255
Network : 172.16.4.0 /23
IP pertama : 172.16.4.1
IP terakhir : 172.16.5.254
IP broadcast : 172.16.5.255
Subnetmask : 255.255.254.0
3) Ruang ketiga 100 host
Gunakan konsep kelas c atau bermain pada oktet ke 4. Peningkatan yang menghasilkan 100 host > adalah 2^7 = 128 dan subnetmask 255.255.255.127
Mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.255.128 -
0 . 0 . 0 .127
Mencari nilai IP broadcast :
172. 16. 6. 0
0 . 0 . 0. 127 +
172. 16 . 6. 127
Network : 172. 16. 6. 0 /25
IP pertama : 172. 16. 6. 1
IP terakhir : 172. 16. 6. 126
IP broadcast : 172. 16. 6. 127
Subnetmask : 255.255.255.128
4) Ruang server 2 host
Network : 172. 16. 6. 128 /30
IP pertama : 172. 16. 6. 129
IP terakhir : 172. 16. 6. 130
IP broadcast : 172. 16. 6. 131
Subnetmask : 255.255.255.2524) Ruang server 2 host
Network : 172. 16. 6. 128 /30
IP pertama : 172. 16. 6. 129
IP terakhir : 172. 16. 6. 130
IP broadcast : 172. 16. 6. 131
Subnetmask : 255.255.255.252
Classless Routing dan CIDR
Classful Routing Protocol adalah : penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu protocol dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP. Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”
Kelebihan :
tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing
Kekurangan classfull routing protocol :
Tidak mendukung vlsm
ketidakmampuanuntunk mendukung jaringan discontiguous.
jenis-jenis Classful Routing Protocol :
RIP V1(Routing Information Protocol)
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
Karakteristik RIP versi 1
Distance Vector Routing Protocol
Menggunakan metric yaitu hop count
Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
Menjalankan auto summary secara default
Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
Mempunyai AD 120
Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
hanya mendukung routing classfull
tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
perbaikan routing broadcast
IGRP
The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility.
Kekurangan dan kelebihan IGRP :
IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter IGRP
IGRP tidak mendukung multiprotocol
IGRP mempunyai hop count sampai 255
IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor skala256([10000000/BW]*2560
Misalnya akan membangun sebuah jaringan internet dalam sebuah perusahaan besar. Dengan ketentuan host yang dibutuhkan antara lain :
1) Ruang utama 1000 host
2) Ruang kedua 500 host
3) Ruang ketiga 100 host
4) Ruang server 2 host
Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16
Tabel Untuk Mempercepat Perhitungan VLSM
Dengan IP 172.16.0.0/16
1) Ruang utama 1000 hostDibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet. Karena yang dibutuhkan 1000 host, maka cari hasil pemangkatan. Dari tabel didapat 2^10 = 1024 dan subnetmask 255.255.252.0
Untuk mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.252.0 -
0 . 0 . 3 . 255
Untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan IP network
172. 16. 0. 0
0 . 0 . 3 . 255 +
172. 16. 3. 255
Network : 172.16.0.0 /22
IP pertama : 172.16.0.1
IP terakhir : 172.16.3.254
IP broadcast : 172.16.3.255
Subnetmask : 255.255.252.0
2) Ruang kedua 500 host
Dari tabel, yang menghasilkan 500 host > adalah 2^9 = 512 dan subnetmask 255.255.254.0
Untuk mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.254. 0 -
0 . 0 . 1 . 255
Untuk IP broadcastnya :
172. 16. 4. 0
0 . 0 . 1. 255 +
172. 16. 5. 255
Network : 172.16.4.0 /23
IP pertama : 172.16.4.1
IP terakhir : 172.16.5.254
IP broadcast : 172.16.5.255
Subnetmask : 255.255.254.0
3) Ruang ketiga 100 host
Gunakan konsep kelas c atau bermain pada oktet ke 4. Peningkatan yang menghasilkan 100 host > adalah 2^7 = 128 dan subnetmask 255.255.255.127
Mencari nilai IP range :
255.255.255.255
255.255.255.128 -
0 . 0 . 0 .127
Mencari nilai IP broadcast :
172. 16. 6. 0
0 . 0 . 0. 127 +
172. 16 . 6. 127
Network : 172. 16. 6. 0 /25
IP pertama : 172. 16. 6. 1
IP terakhir : 172. 16. 6. 126
IP broadcast : 172. 16. 6. 127
Subnetmask : 255.255.255.128
Network : 172. 16. 6. 128 /30
IP pertama : 172. 16. 6. 129
IP terakhir : 172. 16. 6. 130
IP broadcast : 172. 16. 6. 131
Subnetmask : 255.255.255.2524) Ruang server 2 host
Network : 172. 16. 6. 128 /30
IP pertama : 172. 16. 6. 129
IP terakhir : 172. 16. 6. 130
IP broadcast : 172. 16. 6. 131
Subnetmask : 255.255.255.252
Classless Routing dan CIDR
Classful Routing Protocol adalah : penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu protocol dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP. Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”
Kelebihan :
tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing
Kekurangan classfull routing protocol :
Tidak mendukung vlsm
ketidakmampuanuntunk mendukung jaringan discontiguous.
jenis-jenis Classful Routing Protocol :
RIP V1(Routing Information Protocol)
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
Karakteristik RIP versi 1
Distance Vector Routing Protocol
Menggunakan metric yaitu hop count
Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
Menjalankan auto summary secara default
Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
Mempunyai AD 120
Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
hanya mendukung routing classfull
tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
perbaikan routing broadcast
IGRP
The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility.
Kekurangan dan kelebihan IGRP :
IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter IGRP
IGRP tidak mendukung multiprotocol
IGRP mempunyai hop count sampai 255
IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor skala256([10000000/BW]*2560
daftar pustaka
http://wilyagustias.blogspot.co.id/2016/08/vlsm-variabel-length-subnet-mask.html
http://komjar7.blogspot.co.id/2015/12/classless-routing-dan-cidr.html
http://algorithmhidden2.blogspot.co.id/2015/12/proses-dasar-subnetting.html
Komentar
Posting Komentar